Selasa, 30 Desember 2008

terlelap walau harus terlilit selang di tubuhnya
lucunya waktu dia menguap
menatap ayah

adalah sebuah kebahagiaan ketika ALLAH memberikan hadiah dan tanggung jawab besar pada orang tua dengan datangnya anggota baru dalam keluarga tersebut.

hari Sabtu tanggal 20 Desember 2008 pukul15.15 di RSB. Asy-syfa sangata adalah sejarah baru buat kami. menjadi seorang ayah buat saya dan menjadi ibu untuk istri saya. dengan rasa syukur yang teramat dalam kami panjatkan. terimakasih ya ALLAH, dengan perjuangan yang cukup berat, istri saya akhirnya telah menjadi ibu.

waktu-waktu yang mendebarkan.

jum'at 19 Desember 2008

pukul 22.35

tak nampak akan terjadi apa-apa dengan istri saya. mulai dari pukul 20.45 dia asik mengobrol via handphone dengan ibunya. setelah menyudahi obrolan tersebut dia beranjak menghampiri saya yang sedang asyik menonoton tv. baru beberapa langkah dia kaget kenapa di sela kakinya mengalir air bening yang agak sedikit kental. panik dan takut menyelimuti kami. saya coba menenangkan istri dan menyuruh dia untuk menanyakan itu ke ibu. ibu menyarankan agar kami segera ke rumah sakit.

pukul 23.05

kami sampai di RSB.Asy-syfa. setelah di periksa bidan dan dokter akhirnya diputuskan agar istri saya di induksi karena air yang keluar tadi adalah air ketuban. di khawatirkan kalau sampai kandungan istri saya kering akan berbahaya bagi janin.
segera bidan memasangkan infus pada istri saya dan menyuntikan cairan induksi lewat infus.

sabtu 20 Desember 2008

pukul 03.30

istri saya mulai mengeluh adanya kontraksi. tangannya mulai mencengkram kemana saja untuk menahan rasa sakit.

pukul 07.00

bidan memeriksa jalan lahir di rahim istri saya. ternyata baru pembukaan 2. istri saya semakin kuat menggegam tangan saya karena sakit yang dia tahan.

pukul 12.00

jalan lahirnya sudah memasuki pembukaan 5. dokter sedikit menghibur dengan mengatakan setelah pembukaan 5 prosesnya akan berlangsung cepat. istri tetap menahan rasa sakitnya dan sudah agak mulai mengejan, walau itu dilarang oleh dokter dan bidan. mengejan sebelum waktunya akan menyebabkan kepala janin benjol dan terbentuk seperti konde.

pukul 13.00

suda memasuki pembukaan 7. istri disuruh bersabar.

pukul 14.00

bidan mulai mencoba memberi intruksi pada istri saya tentang bagaimana mengejan yang benar.

pukul 14.15

proses yang mendebarkan itu datang juga. setelah diperiksa bidan bahwa jalan lahirnya sudah cukup terbuka akhirnya bidan mengambil posisi untuk membantu persalinan istri saya.

pukul 14.30

bidan sedikit kewalahan, dan kebetulan dokter sedang berada di ruang bersalin akhirnya perslinan istri saya di tangani 1 dokter ahli kandungan, 2 bidan dan 2 perawat.
janin susah keluar, diagnosa dokter mungkin janin terlilit tali pusar.

pukul 14.50

dokter memutuskan untuk melakukan vakuum guna membantu proses persalinan tersebut. karena sudah hampir 1 jam janin tidak keluar. di khawatirkan janin akan kehabisan oksigen.
saya mencoba untuk menenangkan istri saya. sementara dokter, bidan dan perawat menyiapkan peralatanya. dokter spesialis anak pun dihubungi untuk menangani anak saya setelah persalinan.

pukul 13.00

vakuum mulai di pasangkan. saya semakin tegang dan hanya bisa berdo'a.

pukul 13.15

alhamdulillah anak saya lahir.
karena tidak boleh digendong, saya hanya mengazani anak saya dalm posisi berbaring.




Senin, 15 Desember 2008

huh

pagi ini saya dan istri berencana memeriksakan kandungan ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD). walaupun sebelumnya sempat terbesit rasa ragu kalau harus check-up di RSUD namun dengan sedikit harapan RSUD mempunyai fasilitas yang lengkap, akhirnya kami berangkat.

1. Antri dan berdiri

setelah mengikuti prosedur pendaftaran yang ada RSUD (walaupun agak sedikit semrawut) akhirnya kami mendapatkan kartu pengantar ke poli kebidanan dan kandungan.
nampak beberapa orang yang bediri berjejer di depan pintu ruang periksa poli kebidanan dan kandungan. sungguh kekesalan dimulai dari sini, ternyata untuk menunggu giliran di panggil oleh dokter pasien harus berdiri dan tidak di sediakan tempat duduk yang memadahi dan ruang tunggu yang representatif. dengan sedikit membesarkan hati saya dan istri saya, kami beranggapan mungkin karena RSUDnya masih baru berkembang.

2. bagaimana standar pemeriksaan ??

setelah capek berdiri selama kurang lebih satu jam akhirnya tiba giliran istri saya di panggil untuk diperiksa. saya tidak bisa menemani kedalam, walaupun tidak ada larangan tapi sepertinya bukan suatu hal yang biasa di RSUD jika suami menemani sang istri saat pemeriksaan kandungan.
setelah istri saya selesai di periksa, dengan seksama saya dengarkan ceritra istri tercinta tentang hasil pemeriksaan. jika harapan saya agar istri mendapat pemeriksaan dengan baik ternyata hanya tinggal harapan. pemeriksaan yang dilakukan ternyata tanpa diawali dengan pemeriksaan tensi darah dan tanpa timbang badan. walaupun ada pemeriksaan USG tapi hanya pemeriksaan terhadap janin. lalu bagaiamana dengan kesehatan sang ibu??

3. antri yang tak kunjug dilayani.

alasan klasik yang selalu dilontarkan oleh pelayan masyarakat seperti rumah sakit adalah kekurangan personil. hal ini juga ada di RSUD Sangata.
ketika kami mengantri di apotek untuk menebus obat ( sudah cukup lama juga mengantrinya ) ada seorang bapak yang menanyakan ke petugas kenapa kok lama sekali pelayanannya, dan alasan klasik seperti di atas lah jawabannya.
akhirnya setelah satu jam lebih mengantri dan dengan kekesalan yang sudah memuncak kami putuskan untuk pulang saja tanpa harus menebus obat. kami tinggalkan resep dokter yang sudah terlanjur masuk loket.
kami berpikr untuk periksa ulang di tempat lain saja nanti, yang mempunyai standar pelayanan yang lebih baik.